Rabu, 10 Oktober 2012

Bermacam Alasan Ketika Anda Telat


Telat adalah bagian dari kebudayaan Indonesia. Kamu belum menjadi masyarakat Indonesia yang sejati kalo kamu belum pernah telat. Hal ini lebih penting lagi kalau kamu tinggal di Jakarta. Keadaan jalan yang sungguh sulit diprediksi dan berbagai anomalitas lalu lintas lainnya membuat telat adalah sebuah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Nah, kalo sudah telat, biasanya akan banyak keluar excuse alias alasan dari mulut pihak yang telat. Berikut adalah alasan-alasan yang biasa digunakan oleh orang telat.

Gara-gara Macet
Ini adalah sebuah alasan yang paling sering digunakan oleh orang ketika telat, sampai-sampai kalo kamu menggunakan alasan ini ketika telat sekolah, palingan guru kamu cuma bilang, “Jakarta emang macet, kenapa gak berangkat lebih pagi?!”. Sesungguhnya, terkadang jalanan di Jakarta memang aneh. Jalanan yang biasanya gak macet sekalipun bisa tiba-tiba jadi macet luar biasa dengan ajaibnya. Jadi yah…sebasi-basinya alasan yang satu ini, sampai kapanpun akan tetap valid jika dikatakan di Jakarta.

Urusan Keluarga
Alasan ini banyak digunakan orang karena kamu gak bisa marah dong kalo dia harus nganter anggota keluarganya ke suatu tempat terlebih dahulu. Kalo kamu sampe marah, dia bisa bilang “Yah, itu kan nyokap gue. Moso gak gue anterin?!” Nah sekarang jadi kamu yang salah kan. Alasan ini bisa dikatakan sebagai salah satu alasan pamungkas, karena agak sulit juga dikorek kebenarannya. Ya bisa aja sih kalo mau, tapi kamu jadi kesannya gak percayaan gitu.
Gara gara kejebak karena Aksi Demo
Ini adalah alasan yang populer setelah tahun ’98, sebuah masa dimana demo di jalan raya mulai ngetrend. Alasan ini cukup beresiko karena yang namanya demo biasanya selalu masuk berita, dan dengan demikian gampang sekali dikroscek. Kalo mau pake alasan seperti ini, ada baiknya memang saat ada demo beneran.

Banjir
Alasan ini hanya berlaku bagi orang yang memang tinggal di daerah-daerah banjir, seperti misalnya Pulo Raya, Kelapa Gading, atau Pluit. Kalo kamu tinggal di daerah yang hampir gak pernah banjir seperti misalnya Cinere gitu, pastinya alasan kamu ini akan jadi kurang valid. Gunakan alasan ini dengan cerdas.

Masalah Rumah Tangga
Ini adalah alasan yang biasa digunakan orang ketika dia sudah telat lama sampe ditelpon dan ditanya posisinya oleh pihak-pihak yang menunggu. Biasanya alasan ini keluar kalo si orang yang telat emang telat tanpa alasan yang valid dan dia belum menyiapkan alasan. Alasan ini akan menimbulkan kesan misterius, tapi sekaligus memberikan waktu bagi si orang telat untuk mengarang cerita yang keren.

Maaf ya… Udah Lama nunggu ya?
Sesungguhnya yang satu ini bukan alasan dan lebih ke basa-basi aja sih. Ada baiknya sih sebelum kamu berbasa-basi seperti ini, kamu lihat jam dulu dan menilai sendiri: sudah berapa lama kamu telat. Kalo kamu telat lebih dari satu jam, lebih baik kamu diem aja dan langsung traktir makan orang yang kamu biarkan menunggu itu.
Apakah Anda memiliki alasan Yang lain??????

JANGAN MEMENDAM KEMARAHAN ANDA




JW
Apa yang anda lakukan saat anda marah? Apakah anda cenderung menyatakannya atau mendiamkannya, atau mengumpulkan kekesalan anda seperti anda menabung di bank, atau anda akan meledak dan melampiaskan kemarahan tersebut pada orang lain atau apapun yang ada disekitar anda? Apakah anda mendiskusikan perasaan anda setelah anda merasa tenang? Apakah “mengeluarkan kemarahan” membuat kemarahan tersebut sirna dari diri anda, atau malah membuat itu semakin kuat?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini merupakan sesuatu yang sangat vital dalam membangun hubungan anda dengan keluarga, tetangga, atasan atau bawahan, atau siapa pun orang-orang yang berinteraksi dengan anda.
Perasaan marah yang kronis dan ketidakmampuan mengendalikan kemarahan dapat menyebabkan kerugian emosional dan merupakan sesuatu yang tidak sehat, seperti halnya masalah depresi atau kecemasan yang kronis.
Berkebalikan dengan kebanyakan nasehat psikologi populer, penelitian menunjukkan bahwa mengekspresikan kemarahan tidak selalu membuat kemarahan tersebut menghilang dari diri anda. Seringkali orang akan merasa lebih buruk setelah mengalami konfrontasi terhadap kemarahan, baik secara fisik  maupun secara mental.
Saat orang mengekspresikan kemarahan mereka akan mengulang-ulang seberapa besar kemarahannya atau menyalurkan perasaan tersebut melalui tindakan yang kasar. Seringkali mereka mengalami peningkatan tekanan darah, merasa lebih marah, dan berperilaku lebih agresif, dibandingkan apabila mereka hanya membiarkan perasaan marah tersebut menghilang dengan sendirinya.
Saat orang belajar mengendalikan marah mereka dan mengekspresikan perasaan marah dengan cara yang lebih bisa diterima, biasanya mereka akan merasa lebih baik dan lebih tenang alih-alih menjadi semakin marah atau memburuk.

Charles Darwin (1872 - 1965) mengeluarkan pernyataan yang tepat, “pengekspresian emosi secara bebas, baik melalui isyarat verbal maupun nonverbal, akan meningkatkan intensitas emosi tersebut”.,… Ia yang membiarkan munculnya bahasa tubuh yang kasar akan meningkatkan kemarahannya sendiri.
Saat orang merasa marah, mereka memiliki beberapa pilihan. Pilihan pertama adalah mereka dapat berusaha berpikir ulang mengenai situasi yang dihadapi untuk penurunan dampak emosional dalam situasi tersebut.

Upaya mengendalikan kemarahan sejak dini, pada akhirnya akan menghasilkan emosi yang lebih terkontrol dibandingkan berusaha menekan perasaan marah secara keseluruhan --- apalagi melampiaskan perasaan marah tersebut.
Pilihan keduanya adalah menuliskan perasaan mereka dalam buku harian atau menceritakan kepada seorang teman (atau pada orang yang membuat mereka marah). Orang juga bisa bermain piano, berlari, memasak, berusaha memecahkan masalah yang menjadi penyebab kemarahan mereka, atau sebaliknya berperilaku kasar terhadap teman-teman atau keluarga, memukul apa yang ada didekatnya atau berteriak-teriak.

Apabila tindakan-tindakan tersebut dapat menurunkan intensitas kemarahan mereka, atau mereka mendapatkan respon dari orang lain yang sesuai dengan keinginan mereka, mereka cenderung mengembangkan kebiasaan yang terasa “alami”, seolah-oelah kebiasaan tersebut tidak akan pernah berubah. Beberapa kebiasaan lebih baik dari kebiasaan-kebiasaan lainnya, seperti melampiaskan kemarahan dengan bermain music atau melakukan kegiatan yang  membangun lainnya merupakan suatu kebiasaan yang baik. Sementara sebagian orang mencari pembenaran atas perilaku kasar mereka, dengan mengatakan “saya tidak dapat menahan amarahku”, namun sesungguhnya mereka dapat  melakukannya.
Tentunya, jika anda hanya ingin melampiaskan kemarahan, silahkan, namun anda berisiko akan menjadi seorang pemarah. Sebaiknya hadapi setiap masalah dengan seyuman paling termanis Lebih baik dikenal sebagai seorang yang ramah, daripada seorang pemarah.

KENALI PENYEBAB,GANGGUAN KECEMASAN


JW

Gangguan kecemasan adalah sebuah tingkah laku abnormal. Kecemasan merupakan impact dari sebuah peristiwa yang terpendam dan tidak terselesaikan dimasa lalu. Biasanya orang tidak mengetahui penyebab mengapa dia cemas.
Ada dua macam istilah yang hampir sama disini, yaitu cemas (enxiety) dan takut (fear). Ketakutan (fear) adalah sebuah respon yang normal terhadap sesuatu objek yang mengancam. Sedangkan kecemasan (enxiety) adalah respon tingkah laku yang tidak jelas objek. Sehingga jika ditanyakan pada orang yang cemas, mengapa dia cemas, kebanyakan tidak bisa menjawab. Terkadang seseorang yang sering cemas, akan menjadi kepribadiannya, menjadi kepribadian pencemas.
Jika kita merujuk pada teori psikoalisis, kecemasan adalah hasil dari sebuah masalah dimasa lalu yang tidak terselesaikan dengan baik. Orang yang sering mengalami kecemasan adalah orang-orang yang sering melakukan defend mechanism. Ketakutannya terhadap sebuah masalah dimasa lalu, dipendam dalam alam bawah sadar, sehingga secara tidak langsung ketakutan itu sesekali timbul (bahkan sering) apalagi peristiwa yang dihadapi sekarang mirip dimasa lalu. Tetapi bisa saja, masalahnya dimasa lalu sudah tergeneralisasi dengan masalah-masalah lain. Sehingga orang tersebut mengalami kepribadian cemas.

Terapi yang paling cocok untuk menangani kepribadian cemas adalah terapi yang bisa mengungkap sumber kecemasan dimasa lalu itu. Mungkin disini yang paling tepat adalah terapi dengan pendekatan psikoanilisis. Hanya dengan mengetahui sumber kecemasan itu, seseorang bisa melepaskan ketakutannya/kecemasannya, disertai dengan terapi-terapi pendukung lainnya. Jika sumber kecemasan itu sudah tergeneralisasi secara luas mempengaruhi perilaku (kecemasan sudah menjadi kepribadian utama) akan membutuhkan waktu yang lama untuk terapi. Tetapi ini juga tergantung pada efektivitas terapi yang diberikan.

Kepemimpinan Menurut Islam




Pada hakikatnya manusia adalah seorang pemimpin dan setiap orang akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Manusia sebagai pemimpin minimal harus mampu memimpin dirinya sendiri. Dalam lingkungan organisasi harus ada pemimpin yang secara ideal dipatuhi dan disegani oleh bawahannya. Kepemimpinan dapat terjadi melalui dua bentuk, yaitu: kepemimpinan formal (formal leadership) dan kepemimpinan informal (informal leadership). Kepemimpinan formal terjadi apabila dilingkungan organisasi jabatan otoritas formal dalam organisasi tersebut diisi oleh orang-orang yang ditunjuk atau dipilih melalui proses seleksi, sedang kepemimpinan informal terjadi, di mana kedudukan pemimpin dalam suatu organisasi diisi oleh orang-orang yang muncul dan berpengaruh terhadap orang lain karena kecakapan khusus atau berbagai sumber yang dimilikinya dirasakan mampu memecahkan persoalan organisasi serta memenuhi kebutuhan dari anggota organisasi yang bersangkutan.

Dalam Kacamata Islam kepemimpinan tidak jauh berbeda dengan model kepemimpinan pada umumnya, karena prinsip-prinsip dan sistem-sistem yang digunakan terdapat beberapa kesamaan. Kepemimpinan dalam Islam pertama kali dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kepemimpinan Rasulullah tidak bisa dipisahkan dengan fungsi kehadirannya sebagai pemimpin spiritual dan masyarakat. Prinsip dasar kepemimpinan beliau adalah keteladanan. Dalam kepemimpinannya mengutamakan uswatun hasanah pemberian contoh kepada para sahabatnya yang dipimpin. Rasulullah memang mempunyai kepribadian yang sangat agung, hal ini seperti yang digambarkan dalam al-Qur'an:
Artinya: “Dan Sesungguhnya engkau Muhammad benar-benar berada dalam akhlak yang agung”. (Q. S. al-Qalam: 4)

Dari ayat di atas menunjukkan bahwa Rasullullah memang mempunyai kelebihan yaitu berupa akhlak yang mulia, sehingga dalam hal memimpin dan memberikan teladan memang tidak lagi diragukan. Kepemimpinan Rasullullah memang tidak dapat ditiru sepenuhnya, namun setidaknya sebagai umat Islam harus berusaha meneladani kepemimpinan-Nya.

Definisi kepemimpinan menurut Rost adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya. Menurut Danim
kepemimpinan  ialah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Yukl kepemimpinan didefinisikan sebagai proses-proses mempengaruhi, yang mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa bagi para pengikut, pilihan dari sasaran bagi kelompok atau organisasi, pengorganisasian dari aktivitas kerja untuk mencapai sasaran tersebut, motivasi dari para pengikut untuk mencapai sasaran, pemeliharaan hubungan kerjasama dan teamwork, serta perolehan dukungan dan kerjasama dari orang-orang yang berada di luar kelompok atau organisasi.


Dari beberapa teori yang ada Stogdill menghimpun sebelas
definisi kepemimpinan, yaitu kepemimpinan sebagai pusat proses kelompok, kepribadian yang berakibat, seni menciptakan kesepakatan, kemampuan mempengaruhi, tindakan perilaku, suatu bentuk bujukan, suatu hubungan kekuasaan, sarana pencapaian tujuan, hasil interaksi, pemisahan peranan dan awal struktur.

Definisi tentang kepemimpinan memang sangat umum dan sulit untuk ditetapkan dalam satu definisi yang dapat mengakomodasikan berbagai arti yang banyak dan spesifik untuk melayani pengoperasian variabel tersebut. Dari beberapa pengertian di atas pengertian kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakteristiknya, adanya pengikut, serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikut itu berinteraksi.


Aktivitas kepemimpinan memang sangat penting dalam suatu organisasi, di mana pentingnya pemimpin dan kepemimpinan yang baik telah diuraikan oleh Mohyi sebagai berikut:
a. Sebagai pengatur, pengarah aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan.
b. Penanggung jawab dan pembuat kebijakan-kebijakan organisasi.
c. Pemersatu dan memotivasi para bawahannya dalam melaksanakan aktivitas organisasi.
d. Pelopor dalam menjalankan aktivitas manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan serta pengelolaan sumber daya yang ada.
e. Sebagai pelopor dalam memajukan organisasi dll.

Secara teoritis dalam manajemen, kepemimpinan harus mempunyai beberapa kriteria, karena kepemimpinan merupakan hal yang paling mendasar bagi kelangsungan suatu kelompok organisasi untuk meghantarkan, mencapai tujuan. Menurut Tanthowi kriteria kemampuan yang harus ada pada seorang pimpinan adalah sebagai berikut:
1) Melihat organisasi secara keseluruhan.
2) Mengambil keputusan.
3) Melaksanakan pendelegasian.
4) Memimpin sekaligus mengabdi.
Pemimpin merupakan pribadi yang memiliki ketrampilan teknis, khususnya dalam suatu bidang, sehingga mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas, demi pencapaian tujuan organisasi. Seorang pemimpin yang memiliki born leader dianggap mempunyai sifat unggul yang dibawa sejak lahir, sifatnya khas dan unik, tidak dimiliki atau tidak dapat ditiru oleh orang lain. Namun pada masa sekarang dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang serba modern dan kompleks, di mana-mana selalu dibutuhkan pemimpin.

Pada umumnya seseorang yang diangkat menjadi pemimpin didasarkan atas kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dibandingkan dengan orang-orang yang dipimpinnya, di mana kelebihan-kelebihan tersebut diantaranya sifat-sifat yang dimiliki berkaitan dengan kepemimpinannya. Kelebihan sifat ini merupakan syarat utama menjadi seorang pemimpin yang sukses. Berkaitan dengan masalah sifat-sifat pemimpin sebagai syarat utama kepemimpinan banyak pakar yang mengajukan pendapatnya, diantaranya
menurut Slikbour menyatakan bahwa sifat-sifat kepemimpinan itu meliputi 3 hal, yaitu:
a) Kemampuan dalam bidang intelektual.
b) Berkaitan dengan watak.
c) Berhubungan dengan tugas sebagai pemimpin.
Keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuannya antara lain sangat ditentukan oleh kehandalan kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sekolahnya. Peranan kepemimpinan dalam suatu organisasi sangat berpengaruh untuk mewujudkan sasaran yang telah ditetapkan. Karena itu, keberhasilan suatu organisasi mencapai tujuannya secara efektif dan efisien sangatlah ditentukan oleh kehandalan kepemimpinan seorang pemimpin.

Kepemimpinan dalam pandangan Islam merupakan amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang dipimpinnya, tetapi juga akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Jadi, pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam tidak hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia, tetapi bersifat vertikal-moral, yakni tanggung jawab kepada Allah SWT di akhirat. Kepemimpinan sebenarnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan, tetapi merupakan tanggung jawab sekaligus amanah yang amat berat dan harus diemban sebaik-baiknya. Hal tersebut dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al-Mu’minun:

Artinya: Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janji mereka dan orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya. (Q.S. al-Mukminun 8-11)



Selain dalam Al Qur’an Rasulullah SAW juga mengingatkan dalam Haditsnya agar dapat menjaga amanah kepemimpinan, sebab hal itu akan dimintai pertanggungjawaban baik di dunia maupun dihadapan Allah SWT. Hal itu dijelaskan dalam Hadits berikut:
را ع و كلكم مسئو ل عن ر عيته كلكم
Artinya: Setiap kalian adalah pemimpin, dan kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya (H. R. Bukhori)

Di samping dalam hadits di atas Rasulullah juga mengingatkan pada Hadits lain agar umatnya tidak menyia-nyiakan amanah, karena hal tersebut akan membawa kehancuran. Penjelasan tersebut dijelaskan dalam Hadits beliau:
إذا اضيعت الأما نة فا نتظر السا عة قيل كيف اضاعتها يا رسول الله قال اذا وسد الأمر إلى غير أهله فا نتظر الساعة
Artinya: “Apabila amanah disia-siakan maka tunggulah saat kehancuran. (Waktu itu) ada seorang sahabat yang bertanya, apa (indikasi) menyia-nyiakan amanah itu ya Rasul? Beliau menjawab: “Apabila suatu perkara diserahkan orang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya”. (H. R. Bukhori)

Dari penjelasan Al Qur’an surat al-Mukminun 8-11 dan kedua Hadits di atas dapat diambil suatu benang merah bahwa dalam ajaran Islam seorang pemimpin harus mempunyai sifat amanah, karena seorang pemimpin akan diserahi tanggung jawab, jika pemimpin tidak memiliki sifat amanah, tentu yang terjadi adalah penyalahgunaan jabatan dan wewenang untuk hal-hal yang tidak baik. Oleh karena itu, kepemimpinan sebaiknya tidak dilihat sebagai fasilitas untuk menguasai, tetapi justru dimaknai sebuah pengorbanan dan amanah yang harus diemban sebaik-baiknya. Selain bersifat amanah seorang pemimpin harus mempunyai sifat yang adil. Hal tersebut ditegaskan oleh Allah dalam firmannya:




Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat (Q. S. al- Nisa’: 58)
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan… (Q. S. al-Nahl: 90)

Dari penjelasan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah sebuah amanah yang harus diemban dengan sebaik-baiknya, dengan penuh tanggung jawab, profesional dan keikhlasan. Sebagai konsekuensinya pemimpin harus mempunyai sifat amanah, profesional dan juga memiliki sifat tanggung jawab. Kepemimpinan bukan kesewenang-wenangan untuk bertindak, tetapi kewenangan melayani untuk mengayomi dan berbuat seadil-adilnya. Kepemimpinan adalah keteladanan dan kepeloporan dalam bertindak yang seadil-adilnya. Kepemimpinan semacam ini hanya akan muncul jika dilandasi dengan semangat amanah, keikhlasan dan nilai-nilai keadilan.